Komisi Gratis | Bisnis Online Tanpa Modal

Selasa, 20 September 2011

Perkawinan Kambing PE

(Tulisan kali ini dittulis berbutir, agar mudah mencari ide pokoknya)
  • Selamat berjumpa lagi dengan tulisan saya,  yang notabene adalah uneg-uneg saya semoga ada yang mau ngudarasa dengan saya.
  • Sekian lama saya merawat kambing-kambing PE dari enam tahun yang lalu, jumlahnya tetap sembilan. Bukan karena apa-apa, tetapi karena setelah beranak pinak, anak-anaknya ada yang dijual dan ada pula babon yang ikut di jual karena beberapa faktor. Salah satunya adalah ruang kandang. Andai tidak dijual mungkin sudah puluhan kambing yang ikut meramaikan halaman samping rumah.
  • Satu-satunya pejantan yang saya miliki, sudah kebanjiran order untuk mengawin para babon. Sampai tulisan ini dibuat si dia belum mudik juga.
  • Buat si Kliwon (pejantan saya) semoga mudik nanti kau bawa duit yang banyak.

Rabu, 24 Agustus 2011

kematian cempe akibat penyakit tetanus

Saya punya pengalaman mengenai kematian anak-anak kambing pe saya yang berumur satu mingguan,tau-tau seluruh badannya kelihatan kaku.terus saya bertanya kepada temen saya mengenai penyakit kambing saya itu,katanya sih terserang penyakit tetanus.tetapi saya cek kondisinya tidak terluka dan tidak kelihatan atu ada tanda-tanda sakit tau-tau dah kelihatan kaku dan mulutnya menggeluarkan lendir,jarak antara 1-3 jam terus mati.dan terus saya simpulkan ternyata waktu buntingnya tidak saya antisipasi dulu dengan suntiak anti tetanus,memang harus diinjeksi obat anti tetanus dulu semasa buntingnya.selama melahirkan supaya tidak terserang penyakit tetanus.cempe saya yang mati kena tetanus bukanya satu ekor ini langsung empat ekor sekali gus,ini ndak masalah buat saya tetapi untuk pengalaman saya.TERNYATA WAKTU KAMBING BUNTING JUGA MEMERLUKAN SUNTIKAN ANTI TENANUS,mungkin kasus ini tidak hanya menyerang pada ternak kami,dan mungkin anda juga sudah mengalaminya.

Minggu, 10 April 2011

kambing pe galur murni

"Selamat datang di situs kami yang membahas tentang kambing-kambing pe galur murni". 
Demikian tulisan selamat datang pada beberapa situs yang pernah saya baca. Namun dalam benak saya selalu terlintas pertanyaan tentang : Apakah galur murni tersebut? Apakah sama galur murni yang mereka sebutkan / terangkan dalam situs mereka adalah galur murni sesuai dengan ilmu yang sedemikian limitnya saya dapatkan dari perkuliahan saya (lha wong kuliah sinambi ngantuk plus mikir nanti cari rambanan di mana lagi ya buat makan kambing-kambing emas saya di rumah, he...he...), dan dari majalah trubus yang menumpuk di meja menunggu untuk dibayarkan tagihannya ( he...he... dapat ilmu dari utang, gak apa-apa kan? insya allah terbayar...). Adakah kambing PE yang bergalur murni atau yang memang benar-benar bergalur murni?
Menurut pemikiran saya yang belum mekar ini sih, kalo dari awalnya tidak ada catatan yang jelas soal kedatangan nenek moyang kambing pe yang konon kabar dari beberapa literatur tersebut adalah dari India, dapat dipastikan kambing pe yang ada adalah belum tentu galur murni. Lha wong ya saya ndak tahu (apa kurang info?) dengan siapa si nenek moyang yang asli India ini dikawinkan di Indonesia.
Semoga dengan bertambahnya info yang saya dapat, dapat menyemarakkan kambing pe galur murni di Indonesia. Saya dan kita semua wajib mencari dan menunggu hasilnya demi keberanekaan plasma nutfah Indonesia kita.

Rabu, 22 Desember 2010

anakan dari sleman

 
Lebih kurang 2 th saya belajar beternak kambing pe yg berasal dari lereng gunung merapi yg tepatnya di desa girikerto,sleman.Mula-mula hanya beli 4 ekor kambing dara yg sudah bunting,dan saya pelihara salama 4,5 bulan lamanya dan akhirnya bisa beranak juga,dan ternyata cempenya atau anakannya lahir keturunannya bagus.Sekarang saya udah memelihara kambing pe sekitar 11 ekor.Dan akan saya kembangkan terus.Cita-cita saya akan membentuk kelompok tani kambing PE di daerah kami,mohon doa restunya.

Banyak gawean

Suka duka berkambing PE buanyak sekali.
Yang diingat hanyalah semua itu berawal dari ide yang telah lama terpendam, "membuka sesuatu hal yang baru". Dan memang harus disadari sesuatu yang baru pasti banyak apa-apanya. Mulai dari doa restu keluarga sampai tetangga, terutama DANA.
Dengan modal kisaran belasan juta, mulai dengan membangun tembok pembatas, beli kambing untuk indukan, beli pakan untuk sebulan, dan disertai tenaga untuk menjelajah lereng-lereng pegunungan demi sebuah nama "Kaliandra".
Alhamdullillah,Tak terasa sudah banyak anak yang terlahirkan dari indukan, sudah berliter-liter susu yang diminum untuk mengatasi bebarapa penyakit, sudah berkarung-karung pupuk kotoran kambing untuk sawah dan kebun di seberang rumah,
Semoga, untuk seterusnya akan lebih berkembang.
(Info lebih lanjut hubungi e-mail: tantosapto@gmail.com)